Letusan gunung Vesuvius yang terjadi pada tahun 79 M pernah meneggelamkan suatu kota yang ada di romawi yang bernama pompeii serlama 1600 tahun, letusan gunung tersebut membunuh seketika orang-orang di kota pompeii.
Ternyata tidak hanya vesuvius yang memiliki letusan yang dahsyat, di Dompu pun pernah terjadi letusan gunung yang sangat dahsyat yang bernama gunung TAMBORA.
Pada tahun 1815, gunung tambora mengalami letusan dahsyat, gemuruh yang dihasilkan gunung tambora terdengar sampai makasar, Batavia, Ternate dan sampai Sumatra yang jaraknya lebih dari 2600 km dari Tambora. Letusan menimbulkan gempa vulkanik kurang lebih 7 SR.
Akibat letusan Tambora antara lain Tsunami besar menyerang pantai beberapa pulau di Indonesia pada tanggal 10 April, dengan ketinggian diatas 4 m di Aanggar pada pukul 10:00 malam. Tsunami setinggi 1-2 m terjadi di Besuki, Jawa Timur sebelum tengah malam dan tsunami setinggi 2 m terjadi di Maluku. Tinggi asap letusan mencapai stratosfer, dengan ketinggian lebih dari 43 km. [3]Partikel abu jatuh 1 sampai 2 minggu setelah letusan, tetapi terdapat partikel abu yang tetap berada di atmosfer bumiselama beberapa bulan sampai beberapa tahun pada ketinggian 10-30 km. Angin bujur menyebarkan partikel tersebut di sekeliling dunia, membuat terjadinya fenomena. Matahari terbenam yang berwarna dan senja terlihat di London, Inggris diantara tangal 28 Juni dan 2 Juli 1815 dan 3 September dan 7 Oktober 1815. Pancaran cahaya langit senja muncul berwarna orange atau merah didekat ufuk langit dan ungu atau merah muda diatas.
Letusan gunung ini juga di perkirakan mengubur kesultanan kecil yang ada di kaki gunung tambora.
Letusan gunung tambora sangat dahsyat jauh melampauhi letusan gunung vesuvius.
sumber: http://sma6-padang.sch.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=14&artid=50
23 February 2010
17 February 2010
Tinju Dunia, Muhammad Ali vs Joe Frazier
Salah satu pertarungan tinju dunia yang paling menarik adalah pertarungan antara Muhammad Ali vs Joe Frazier, pada Tahun 1971, Ali bertanding melawan Joe Frazier di New York. Joe Frazier menang mutlak atas Muhammad Ali dalam pertarungan melelahkan selama 15 ronde. Bahkan Pada ronde ke-11, Ali hampir saja roboh setelah terkena hook kiri Joe. Namun Ali dapat bertahan dan hanya kalah angka mutlak 8-6-1, 9-6, dan 11-4.4 tahun kemudian, pertandingan mengesankan antara Muhammad Ali vs Joe Frazier kembali terjadi, tepatnya pada tanggal 1 Oktober 1975. Presiden Ferdinand Marcos memboyong pertandingan Ali versus Frazier III ke kota Manila, Filipina. Publik menamai pertarungan tersebut "Thrilla in Manila." Ali menang TKO pada ronde ke-14 dalam pertandingan yang sangat seru dan menegangkan, bahkan disebut sebagai salah satu "pertandingan tinju terbaik abad ini."
Frazier yang kelelahan akhir-nya menyerah dan tidak mau melanjut-kan pada istirahat menjelang ronde ke-15. Setelah itu, saat akan wawancara dengan televisi, Ali terjatuh karena kehabisan tenaga. Setelah istirahat beberapa menit, wawancara baru bisa dilakukan, tapi Ali harus duduk di bangku karena sudah kehabisan tenaga. "Frazier adalah petinju terhebat yang pernah saya hadapi," kata Ali.
Frazier yang kelelahan akhir-nya menyerah dan tidak mau melanjut-kan pada istirahat menjelang ronde ke-15. Setelah itu, saat akan wawancara dengan televisi, Ali terjatuh karena kehabisan tenaga. Setelah istirahat beberapa menit, wawancara baru bisa dilakukan, tapi Ali harus duduk di bangku karena sudah kehabisan tenaga. "Frazier adalah petinju terhebat yang pernah saya hadapi," kata Ali.
09 February 2010
Sunnah vs Bid'ah
Dalam agama Islam ada istilah Sunnah dan Bid'ah yang keduanya mempunyai arti yang berlawanan, Sunnah adalah segala sesuatu yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hal beribadah, sedangkan bid'ah adalah segala sesuatu yang diada-adakan yang tidak ada contohnya dari Nabi Muhammad SAW. Bid'ah yang dilarang tentu saja yang bersangkutan dalam hal ibadah, sedangkan bid'ah dalam hal dunia dibolehkan.Namun pada kenyataannya dalam beribadah umat Islam lebih banyak terjerumus dalam kebid'ahan baik disadari atau tidak, sementara sunnah-sunnah Rasulullah makin lama makin ditinggalkan. Mm..Sesuatu yang memang telah diprediksi oleh Rasulullah dan sekarang memang terbukti.
05 February 2010
Coca Cola vs Pepsi
Dua perusahaan cola kelas dunia Coca Cola dan Pepsi seakan tak pernah berhenti bertarung memperebutkan pasar di bisnis minuman ringan. Sejak dua merek tersebut ditahbiskan, masing-masing pada tahun 1886 dan 1903 antara keduanya sudah terjadi persaingan, saling sikut dan perang iklan, baik iklan cetak dan video. Mereka berambisi bisa meraih dominasi pasar minuman ringan berkarbonasi. Bisa dimaklumi kalau terkadang masalah etika sedikit terkesampingkan.Salah satu iklan pepsi pada tahun era 1980-an ada yang berjudul "Earth: Sometime in the Future". Di gambarkan seolah-olah kondisi bumi di masa depan. Ada seorang guru yang membawa murid-muridnya berjalan-jalan kesebuah situs arkeologi. Sambil berjalan-jalan, murid-murid tersebut inum pepsi. Disana mereka menemukan berbaga benda yang merupakan artifakdari masa lalu. Benda pertama adalah bola bisbol. Yang kedua adalah gitar.
Nah, benda ketiga yang ditemukan tidak jelas bentuknya Karen asudah tertutup debu dan tanah. Sang guru lalu langsung membersihkan benda tersebut, dan akhirnya benda tersebut menampakan wujud aslinya. Murid-murid bertanya, apa benda itu? Dijawab oleh sang guru. "I have no idea." Anda tau benda apa itu? Ternyata itu adalah sebuah botol Coke! Iklan tersebut kemudian di akhiri dengan tulisan "Pepsi: The Choice of a New Generation."
Kurang ajar, bukan? Memang, dari dulu pepsi selalu membuat iklan-iklan komparasi yang "menghantam" Coke. Pepsi ingin mereposisi Coke sebagai kola yang kuno, Colanya orang tua. Tapi, Coke juga tidak tinggal diam. Coke juga pernah membuat iklan untuk merespon kampanye "Pepsi Challenge" pada tahun 1985.
Ketika itu pepsi pernah melakukan blid test. Orang diminta memilih, nama yang mereka sukai dari dunia minuman Kola tanpa merek yang mereka minum. Kedua minuman itu di ketahui masing-masing adalah Cola dan Pepsi. Hasilnya? Pepsi mengklaim bahwa kebanyakan orang lebih suka minum Pepsi ketimbang Coke.
Nah selain merespon dengan mengeluarkan "New Coke" yang menjadi salah satu marketing failure paling terkenal itu, Coke juga sempat mengeluarkan iklan. Isinya membandingkan "Pepsi Challenge" dengan kisah dua ekor simpanse yang sedang memutuskan, bola tenis mana yang bulu nya paling banyak! Kurang ajar, bukan? Memang, perang antara kedua kola ini sudah berlangsung turun-menurun dan tambah jadi menarik untuk di nikmati.
Saya sendiri juga pernah berkunjung di museum Coke di Atlanta, Amerika Serikat. Musium yangt namanya " The World of Coca-cola" ini menampilkan sejarah Coke lengkap dengan iklan-iklan yang terkenal dari masa ke masa. Iklan-iklan tersebut berasal dari seluruh dunia. Disini juga ada botol Coke dari berbagai Negara. Ditampilkan juga berbagai pengaruh Coke terhadap pop culture. Ada benda-benda seni yang terbuat dari botol dan kaleng Coke, yang salah satunya adalah karya artis terkenal Andy Warhol.
Ini menunjukan bahwa Coke menghargai keragaman budaya local dari masing-masing bangsa. Di China, nama Coca-cola bahkan sengaja di sesuaikan dan ditulis dwngan empat kharakter huruf mandarin yang di eja sebagai "ke kou ke le" yang bias diartikan sebagai "delicious happiness".
Dalam soal budaya, Coke memang dianggap lebih berpengaruh ketimbang pepsi. Tokoh Santa Clause yang kita kenal sekarang seorang kakek tua berkumis dan berjanggut panjang berwarna putih dengan pakaian berwarna merah putih disebut-sebut dipopulerkan pertama kali oleh Coke pada tahun 1930-an lewat iklan-iklannya.
Sementara itu, Pepsi selalu berupaya menampilkan citra sebagai Kola yang lebih muda dari pada Coke. Pepsi selalu memanfaatkan selebritis yang dekat pada anak muda pada masanya. Selebritis mulai dari Michael Jakson,Madonna,Britney Spears,David Beckham,Spice Grils,F4 sampai ke Jay Chow sempat menjadi brand endorses Pepsi.
Perang Kola ini terus berlanjut ke internet. Pepsi meluncurkan kembali program "Pepsi Stuff" pada tahun 2005 lalu, yang kemudian di respon Coke dengan kemudian meluncurkan program " Coke Rewards". Keduanya adalah loyalty program yang memberikan hadiah kepada pelanggan yang berhasil mengumpulkan sejumlah poin secara online.
Berbagai kisah diatas menunjukan bahwa kedua merek sama-sama hebat. Mereka sama-sama ingin menjadi merek yang Horizontal. Kalau Coke menempuh pendekatan secara budaya local, Pepsi ingin memposisikan diri sebagai merek anak muda yang selain merupakan symbol masa depan, juga merupakan symbol horizontal.
Tidak ada yang mau jadi Legacy Brand. Tidak ada yang mau jadi Vertikal Brand. Inilah contoh produk komoditas, Produk yang bukan hanya Low-technology, namun malah no-technology dan kuno. Sumber: http://community.gunadarma.ac.id/user/blogs/view/name_Cornel-Ajah/id_4664/title_tugas-sim-artikel-persaingan-bisnis/
Nah, benda ketiga yang ditemukan tidak jelas bentuknya Karen asudah tertutup debu dan tanah. Sang guru lalu langsung membersihkan benda tersebut, dan akhirnya benda tersebut menampakan wujud aslinya. Murid-murid bertanya, apa benda itu? Dijawab oleh sang guru. "I have no idea." Anda tau benda apa itu? Ternyata itu adalah sebuah botol Coke! Iklan tersebut kemudian di akhiri dengan tulisan "Pepsi: The Choice of a New Generation."
Kurang ajar, bukan? Memang, dari dulu pepsi selalu membuat iklan-iklan komparasi yang "menghantam" Coke. Pepsi ingin mereposisi Coke sebagai kola yang kuno, Colanya orang tua. Tapi, Coke juga tidak tinggal diam. Coke juga pernah membuat iklan untuk merespon kampanye "Pepsi Challenge" pada tahun 1985.
Ketika itu pepsi pernah melakukan blid test. Orang diminta memilih, nama yang mereka sukai dari dunia minuman Kola tanpa merek yang mereka minum. Kedua minuman itu di ketahui masing-masing adalah Cola dan Pepsi. Hasilnya? Pepsi mengklaim bahwa kebanyakan orang lebih suka minum Pepsi ketimbang Coke.
Nah selain merespon dengan mengeluarkan "New Coke" yang menjadi salah satu marketing failure paling terkenal itu, Coke juga sempat mengeluarkan iklan. Isinya membandingkan "Pepsi Challenge" dengan kisah dua ekor simpanse yang sedang memutuskan, bola tenis mana yang bulu nya paling banyak! Kurang ajar, bukan? Memang, perang antara kedua kola ini sudah berlangsung turun-menurun dan tambah jadi menarik untuk di nikmati.
Saya sendiri juga pernah berkunjung di museum Coke di Atlanta, Amerika Serikat. Musium yangt namanya " The World of Coca-cola" ini menampilkan sejarah Coke lengkap dengan iklan-iklan yang terkenal dari masa ke masa. Iklan-iklan tersebut berasal dari seluruh dunia. Disini juga ada botol Coke dari berbagai Negara. Ditampilkan juga berbagai pengaruh Coke terhadap pop culture. Ada benda-benda seni yang terbuat dari botol dan kaleng Coke, yang salah satunya adalah karya artis terkenal Andy Warhol.
Ini menunjukan bahwa Coke menghargai keragaman budaya local dari masing-masing bangsa. Di China, nama Coca-cola bahkan sengaja di sesuaikan dan ditulis dwngan empat kharakter huruf mandarin yang di eja sebagai "ke kou ke le" yang bias diartikan sebagai "delicious happiness".
Dalam soal budaya, Coke memang dianggap lebih berpengaruh ketimbang pepsi. Tokoh Santa Clause yang kita kenal sekarang seorang kakek tua berkumis dan berjanggut panjang berwarna putih dengan pakaian berwarna merah putih disebut-sebut dipopulerkan pertama kali oleh Coke pada tahun 1930-an lewat iklan-iklannya.
Sementara itu, Pepsi selalu berupaya menampilkan citra sebagai Kola yang lebih muda dari pada Coke. Pepsi selalu memanfaatkan selebritis yang dekat pada anak muda pada masanya. Selebritis mulai dari Michael Jakson,Madonna,Britney Spears,David Beckham,Spice Grils,F4 sampai ke Jay Chow sempat menjadi brand endorses Pepsi.
Perang Kola ini terus berlanjut ke internet. Pepsi meluncurkan kembali program "Pepsi Stuff" pada tahun 2005 lalu, yang kemudian di respon Coke dengan kemudian meluncurkan program " Coke Rewards". Keduanya adalah loyalty program yang memberikan hadiah kepada pelanggan yang berhasil mengumpulkan sejumlah poin secara online.
Berbagai kisah diatas menunjukan bahwa kedua merek sama-sama hebat. Mereka sama-sama ingin menjadi merek yang Horizontal. Kalau Coke menempuh pendekatan secara budaya local, Pepsi ingin memposisikan diri sebagai merek anak muda yang selain merupakan symbol masa depan, juga merupakan symbol horizontal.
Tidak ada yang mau jadi Legacy Brand. Tidak ada yang mau jadi Vertikal Brand. Inilah contoh produk komoditas, Produk yang bukan hanya Low-technology, namun malah no-technology dan kuno. Sumber: http://community.gunadarma.ac.id/user/blogs/view/name_Cornel-Ajah/id_4664/title_tugas-sim-artikel-persaingan-bisnis/
01 February 2010
Orang Pandai vs Orang Bodoh
Dalam kitab Tibbr al-Masbuk fi nasihat al-Muluk Al-Ghazali menjelaskan tentang tanda-tanda orang pandai dan tanda-tanda orang bodoh.
Berikut ini ungkapanya:
* Tanda-tanda orang yang pandai:
- Suka memberi maaf kepada orang yang menyakitinya.
- Rendah hati di hadapan semua orang.
- Berlomba-lomba membuat kebajikan.
- Selalu ingat kepada Allah.
- Berbicara sesuai kebutuhan dan lingkungan.
* Tanda-tanda orang bodoh:
- Suka berbuat dzalim kepada orang lain tetapi sulit memaafkan kesalahan orang lain.
- Sombong di hadapan orang lain.
- Berbicara tanpa argumentasi pada sembarang tempat dan kesempatan, dan suka memalingkan diri dari perbuatan baik.
Berikut ini ungkapanya:
* Tanda-tanda orang yang pandai:
- Suka memberi maaf kepada orang yang menyakitinya.
- Rendah hati di hadapan semua orang.
- Berlomba-lomba membuat kebajikan.
- Selalu ingat kepada Allah.
- Berbicara sesuai kebutuhan dan lingkungan.
* Tanda-tanda orang bodoh:
- Suka berbuat dzalim kepada orang lain tetapi sulit memaafkan kesalahan orang lain.
- Sombong di hadapan orang lain.
- Berbicara tanpa argumentasi pada sembarang tempat dan kesempatan, dan suka memalingkan diri dari perbuatan baik.
Subscribe to:
Posts (Atom)