Moment sesaat di awal perjumpaan memang lebih menonjol daripada rasa cinta, karena yang disenangi cuma serpihan diri saja tidak keseluruhan seperti menyenangi senyumnya saja, wajah cantik/tampan, mobilnya saja atau uangnya saja. Dan setelah serpihan-serpihan diri itu mulai membosankan, habis atau rusak maka pesona-pesonanya pun akan hilang. Lain halnya dengan cinta yang lebih universal yang tidak hanya menyenangi serpihan-serpihan diri saja, tetapi siap menerima bagian yang kurang atau kelemahan dari pasanganya, sehingga dapat bertahan lama.
Namun ada pula yang awalnya cuma moment sesaat kemudian meningkat jadi cinta, biasanya orang yang mengalami hal ini sedang berada dalam proses pendewasaan.
21 May 2010
Cinta vs Moment Sesaat
Pada saat bertemu lawan jenis kemudian ada saling ketertarikan, maka kita akan berpendapat bahwa itu adalah tanda-tanda cinta, padahal bisa saja itu adalah moment sesaat, dimana pada saat rasa itu datang memang sepertinya kita sudah menemukan apa yang dinamakan cinta. Itu semua karena moment sesaat memang penuh pesona, penuh semerbak bunga hingga mampu memabukkan orang yang tengah merasakannya. Namun Tak jarang kita dibikin repot oleh perasaan-perasaan yang sebenarnya hanya merupakan moment-moment sesaat saja itu, kerepotan itu disebabkan kita sendiri belum atau tidak tahu, apakah ini benar-benar asli cinta (dalam arti langgeng) atau hanya moment sesaat saja. Makin repot lagi karena setiap orang tidak mengetahui dengan pasti batasan-batasan waktu moment sesaat tersebut. Ada yang dua bulan, tiga bulan atau bahkan setahun!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment