08 March 2015
Ahok Vs DPRD, Opini Media Vs Konstitusi
Namun ahok tetap ngotot, bahkan melaporkan DPRD ke KPK, tidak lupa berkoar di depan media yang mendukungnya.
Yah pertarungan antara ahok dan DPRD adalah pertarungan antara opini media vs Konstitusi, ahok unggul di ranah media dan DPRD unggul di ranah konsitusi.
Namun jika konstitusi sampai terkalahkan oleh opini media tentu saja negara ini akan semakin carut marut, karena konsitusi yang merupakan perangkat aturan menjadi lembek, dan keputusan benar salah ditentukan oleh opini media, sungguh Indonesia akan menjadi negara yang menyedihkan. Jika ahok memang ingin mengungkap adanya dana siluman, lakukanlah dengan cara-cara yang konstitusional, sebagai seorang pejabat semestinya dia lebih tahu. Jangan cuma marah-marah ga jelas. Jika diperhatikan sepertinya ahok dan media memang mempunyai kepentingan ideologi yang sama, ahok sepertinya tengah dicitrakan untuk kepentingan politik dan ideologi kedepannya, jadi ingat saat Pak Jokowi dengan blusukannya, dankini ahok dengan marah-marah ga jelas yang dicitrakan tegas oleh media. Menang mana ya, konsitusi vs opini media, kita tunggu saja kelanjutan dari drama perseteruan ahok vs DPRD sebagai perwakilannya.
04 July 2014
Elektabilitas Prabowo Vs Elektabilitas Jokowi Mulai Berimbang
03 December 2013
Perseteruan Farhat Abbas vs Keluarga Ahmad Dhani adalah.Perang Arogansi
Masyarakat harus jeli, apa yang dipertontonkan dua kubu yang katanya publik figur itu adalah hal yang tidak baik, dan jangan sampai ditiru. Masyarakatpun perlu tahu jejak Farhat atau Dhani yang penuh arogansi dalam penampilan-penampilannya di depan publik. Saat dua kubu yang sama-sama arogan bertemu, maka yang terjadi adalah apa yang kita dengar dan saksikan sekarang ini, perang arogansi !
25 October 2013
Media Televisi Sebagai Corong Politik
Di jaman sekarang ini benih-benih lembaga penyiaran untuk menjadi corong politik suatu golongan sudah terlihat. Para pemilik media masuk dunia politik praktis dan begitu sebaliknya politikus memiliki Media. Yang paling disorot tentu saja adalah Lembaga Penyiaran Televisi, karena televisi adalah media yang paling dekat dan digemari oleh masyarakat.
Berikut ini adalah beberapa contoh media TV yang berperan sebagai corong politik suatu golongan, partai politik atau tokoh tertentu:
-> TV one dan ANTV (Viva Grup)
Dua Stasiun TV ini adalah corong politik dari Partai Golkar dan ketua partainya Aburizal Bakrie yang akan maju sebagai Capres pada pemilu 2014 nanti.
-> Metro TV
Stasiun televisi ini berperan sebagai corong politik untuk Partai NaSDem dan ketua umumnya Surya Paloh..
-> RCTI, MNCTV dan Global TV (MNC Grup)
Ketiga stasiun televisi ini adalah corong politik untuk Harry Tanoewijaya sang bos MNC grup yang maju sebagai Cawapres mendampingi Capres Wiranto yang diusung oleh Partai Hanura.
Itu hanya sebagian contoh saja, karena kemungkinan besar televisi lain seperti SCTV dan Indosiar atau Trans 7 dan Trans TV juga akan dimanfaatkan sebagai corong politik. Jadi tak jauh berbeda seperti pada jaman orde baru, bedanya pada jaman orde baru stasiun TVnya hanya satu, kalo sekarang kan banyak. Maka tak heran jika pada pemilu 2014 nanti akan terjadi pula perang media yang akan membela mati-matian tokoh dan golongan yang memilikinya.
Kesimpulannya, sekarang ini sulit melihat media yang independen, baik itu media TV, Online, cetak dan lain sebagainya.